Selasa, 01 Januari 2013

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN


MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
DESAIN PENELITIAN KUALITTAIF
DISUSUN OLEH :
NAMA          : HIKMANUDDIN
NIM               : 10540 4200 10
KELAS         : V.A
NO. URUT    : 40
PGSD S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012-2013


KATA PENGANTAR
                                                                                               
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas limpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa pula penulis panjatkan salawat dan salam atas junjungan Nabiyullah Muhammad Saw, keluarga, para sahabat, dan pengikut setia Beliau hingga akhir zaman. Amin.
Tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolongan Allah swt, termasuk yang penulis rasakan saat ini, berbagai ujian dan tantangan yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini. Pencarian referensi yang lebih aktual dan sesuai dengan topik pembahasan menjadi salah satu tujuan yang tidak bisa dianggap remeh.
            Dalam makalah ini membahas tentang METODE PENELITIAN PENDIDIKAN”. Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kekeliruan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhirnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makassar,  Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul.................................................................................................................... i
Kata pengantar....................................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................................... iii
BAB 1: PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.  Latar Belakang.................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah............................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.    Penentuan di Mana dan dari Siapa Data akan Dikumpulkan............ 3
B.     Penentuan Fase-Fase Penelitian Seacara Berurutan.......................... 4
C.     Penentuan Instrumen......................................................................... 5
D.    Perencanaan Pengumpulan Data....................................................... 8

BAB III: PENUTUP........................................................................................... 19
A.    Kesimpulan.................................................................................... 19
B.     Saran.............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21










BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Manusia diberi oleh Allah akal yang berguna unuk berfikir. Berfikir adalah upaya manusia untuk memperbaiki dirinya baik dihadapan Allah maupun manusia, sebab dengan proses berfikir manusia akan cederung terlihat bijaksana dalam menyelesaikan masalahnya.
Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat yang dimiliki manusia.  Terutama sifat keingintahuan pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya.  Manusia selalu menaruh perhatian terutama pada lingkungan disekitar kehidupannya.  Perhatian dan pengamatan terhadap fakta-fakta serta didorong keinginantahuan pada fakta-fakta secara lebih mendalam akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban.  Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memuaskan rasa keingintahuan kemudian menimbulkan motivasi penelitian. 
Penelitian memiliki maksud untuk menunjukkan suatu rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami jika kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Dalam penelitian kualitatif masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan  berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Penelitian kualitatif memiliki desain penelitian untuk menunjukkan rencana penelitian tentang bagaimana melangkah maju. Desain penelitian memiliki unsur-unsur seperti yang akan kami jelaskan. Semoga ini tidak membosankan dan dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa permasalahan yang berkaitan dengan desain penelitian kualitatitaif, yaitu:
1.    Bagaimana penentuan di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan?
2.    Bagaimana penentuan fase-fase penelitian secara berurutan?
3.    Bagaimana penentuan instrumen?
4.    Bagaimana perencanaan pengumpulan data?





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Penentuan di Mana dan dari Siapa Data akan Dikumpulkan
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, tetapi situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin difahami secara mendalam apa yang terjadi di dalamnya. Pada situasi sosial, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada pada tempat tertentu (Sugiyono, 2012: 297).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel pada penelitian kualitatif tidak dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut sebagai sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif disebut juga sebagai sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas (Sugiyono, 2012: 298-299).
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data
yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data yang lebih lengkap (Sugiyono, 2012: 301).
Dalam penelitian kualitatif, sampling adalah pilihan peneliti mengenai aspek apa, dari peristiwa apa, dan siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu. Sehingga dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian. Tujuan sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk mencakup sebanyak mungkin informasi yang bersifat holistik kontekstual. Sampling tidak harus representatif terhadap penelitian kualitatif, melainkan representatif pada informasi holistik (Tahir, 2011: 70).

B.  Penentuan Fase-fase Penelitian Secara Berurutan
Dalam penelitian kualitatif terdapat tahap-tahap penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga fase pokok, yaitu:
1.    Tahap orientasi
Tahap orientasi adalah mendapatkan informasi tentang apa yang penting untuk ditemukan atau mengetahui sesuatu tentang apa yang belum diketahui. Tahap orientasi bertujuan untuk memperoleh gambaran yang tepat tentang latar penelitian. Pada tahap orientasi, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah meminta izin, menentukan lokasi/latar penelitian, merancang usulan penelitian, menentukan subjek dan informan penelitian, menyiapkan kelengkapan penelitian dan mendiskusikan rencana penelitian.
2.    Tahap eksplorasi
Tahap eksplorasi adalah menemukan sesuatu secara eksplorasi terfokus. Pada tahap ini, setelah mengadakan orientasi pada lokasi penelitian, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data dengan cara: wawancara, mengkaji dokumen, dan observasi pada kegiatan yang diselenggarakan.
3.    Tahap member check
Tahap member check adalah mengecek temuan menurut prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengadakan pengecekan data pada subyek informan atau dokumen untuk membuktikan validitas data yang diperoleh serta melakukan penghalusan data yang diberikan oleh subyek maupun informan, dan diadakan perbaikan, baik dari segi bahasa maupun sistematikanya, agar dalam pelaporan hasil penelitian memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi (Tahir, 2011: 71).

C.  Penentuan Instrumentasi
Instrumentasi penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian mempengaruhi kualitas hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian merupakan peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap dalam melakukan penelitian selanjutnya yang akan terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi pada pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, dan kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi terhadap peneliti sebagai instrumen adalah peneliti itu sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal untuk memasuki lapangan (Sugiyono, 2012: 305-306).
Penelitian kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2012: 306).
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, dan hasil yang diharapkan. Rancangan penelitian bersifat sementara dan akan berkembang sesudah peneliti memasuki obyek penelitian. Penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik, dinamis dan tidak dapat dipisah-pisah ke dalam variabel-variabel penelitian. Kalaupun bisa dipisah-pisahkan, variabelnya akan banyak sekali. Sehingga, dalam penelitian kualitatif belum dapat dikembangkan instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2012: 306).
Menurut Nasution, 1988 (Sugiyono, 2012: 306-307) “dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen pendidikan utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri. Namun, setelah fokus penelitian jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Selanjutnya peneliti akan ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan (Sugiyono, 2012: 307).
Menurut Nasution, 1988 (Sugiyono, 2012: 307-308) peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Peneliti sebagai alat peka dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian itu
2.    Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3.    Tiap situasi adalah keseluruhan. Tidak ada satu intrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia
4.    Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan saja. Untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya dan menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
5.    Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Peneliti dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan dan mentest hipotesis yang timbul seketika
6.    Peneliti sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan
7.    Peneliti sebagai intrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberikan perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

D.  Perencanaan Pengumpulan Data
Perencanaan pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Jika dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Apabila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya, apabila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2012: 308-309).
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi (Sugiyono, 2012: 309).
Berikut ini teknik-teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif.
1.    Pengumpulan data dengan observasi
Nasution, 1988 (Sugiyono, 2012: 310) mengemukakan bahwa, observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang dihasilkan melalui observasi.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
a.    Macam-macam observasi
Sanafiah Faisal, 1990 (Sugiyono, 2012: 310) mengelompokkan observasi menjadi observasi berpartisipasi, obeservasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak berstruktur.
a)    Observasi partisipatif
Dalam observasi partisipatif ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipatif, maka data yang diperoleh lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat, yaitu:
1)   Partisipasi pasif
Peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
2)   Partisipasi moderat
Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
3)   Partisipasi aktif
Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi tidak sepenuhnya lengkap.
4)   Partisipasi lengkap
Peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data, sehingga peneliti tidak terlihat melakukan penelitian (Sugiyono, 2012: 311).
b)   Observasi terus terang atau tersamar
Peneliti dalam mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi sumber data mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tersamar atau tidak terus terang dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan (Sugiyono, 2012: 312).
c)    Observasi tak berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tak berstruktur karena fokus penelitian belum jelas. Observasi tak berstruktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati (Sugiyono, 2012: 313).
b.    Manfaat observasi
Menurut Patton dalam Nasution, 1988 (Sugiyono, 2012:313), manfaat observasi adalah sebagai berikut.
a)    Peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi dapat diperoleh pandangan yang holistik.
b)   Peneliti  memperoleh pengalaman langsung
c)    Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara
d)   Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e)    Peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
f)    Peneliti memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
c.    Obyek observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi dinamakan status sosial, terdiri atas tiga komponen, yaitu:
a)    Place, atau tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
b)   Aktor, pelaku atau orang yang sedang memainkan peran tertentu
c)    Activity  atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang berlangsung (Sugiyono, 2012: 314).
d.   Tahapan observasi
Menurut Spradley, 1980 (Sugiyono, 2012: 315) tahapan observasi ada tiga, yaitu:
a)    Observasi deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu sebagai obyek penelitian. Peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti melakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sehingga hasil dari observasi disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata.
b)   Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti melakukan suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Peneliti telah melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus, yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan 2.
c)    Observasi terseleksi
Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis komponensial terhadap fokus, maka peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Dalam tahap ini, diharapkan peneliti telah dapat menemukan hipotesis.
2.    Pengumpulan data dengan wawancara/interview
Esteberg, 2002 (Sugiyono, 2012: 317) mendefinisikan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2012: 317).
Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya.
a.    Macam-macam interview
Esterberg, 2002 (Sugiyono, 2012: 319) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu:
a)    Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui pasti informasi apa yang akan diperoleh. Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman wawancara, pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu peneliti dalam pelaksanaan wawancara.
b)   Wawancara semiterstruktur
Tujuan wawancara semiterstruktur adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti harus mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
c)    Wawancara tak berstruktur
Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
b.    Langkah-langkah wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal (Sugiyono, 2012: 322) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a)    Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan
b)   Menyiapkan pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c)    Mengawali atau membuka alur wawancara
d)   Melangsungkan alur wawancara
e)    Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f)    Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g)   Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
c.    Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Molleong, 2002 (Sugiyono, 2012: 322) menggolongkan enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu:
a)    Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam hidupnya, baik dalam kehidupan pada waktu masih kanak-kanak, selama di sekolah, di masyarakat, di tempat kerja dan lain-lain.
b)   Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c)    Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d)   Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui.
e)    Pertanyaan yang berkaitan dengan indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa.
f)    Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang subyek yang dipelajari yang meliputi status sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan dan lain-lain.
d.   Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan, maka diperlukan bantuan alat-alat seperti, buku catatan, tape recorder dan camera (Sugiyono, 2012: 328).
e.    Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara (Sugiyono, 2012: 329).
3.    Teknik pengumpulan data dengan dokumen
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya sejarah kehidupan, dokumen yang berbentu gambar seperti foto dan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni (Sugiyono, 2012: 329).
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara lebih dipercaya atau semakin kredibel apabila didukung oleh autobiografi, foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Lexy J. Moeleong, 1989 (dalam Khaeruddin & Akib, 2006: 101) menyatakan bahwa dokumen dapat dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah berisi catatan-catatn yang bersifat pribadi, sedangkan dokumen resmi adalah berisi catatan-catatan yang sifatnya formal.
4.    Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Jika peneliti menggunakan pengumpulan data teknik triangulasi, maka peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2012: 330).
Triangulasi teknik artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi waktu pengumpulan data terbagi tiga, yaiyu siang, sore pagi. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, karena data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari diwaktu narasumber masih segar, belum banyak masalah. Akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel (Sugiyono, 2012: 330).




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu. Dalam kualitatif, penentuan sampel penelitian dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Sampling adalah pilihan peneliti tentang aspek apa, dari peristiwa apa, dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi tertentu. Teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling.
Tahapan-tahapan penelitian memiliki tiga fase pokok, yaitu: tahapan orientasi, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang tepat tentang latar penelitian; tahapan eksplorasi, yang bertujuan mengumpulkan data dengan teknik-teknik tertentu dan tahapan member check, yang bertujuan melakukan pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus mampu menggunakan teknik-teknik kaulitatif pengumpulan data, seperti wawancara, observasi, pengukuran, dokumen, rekaman, dan indikasi non-verbal.
B.  Saran


DAFTAR PUSTAKA
Khaeruddin; Akib, Erwin, 2006. Metodologi Penelitian. Makassar: CV. Berkah Utami.
Tahir, Muh, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar