UKURAN BESARNYA SAMPEL
Di susun
Nama: IRWAN
NIM
:105400419810
NO URUT : 38
KELAS : V A
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut terucap selain puji syukur kepada
Allah Swt, Dzat yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Sang Penghulu para Nabi
yaitu Rasulullah Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan kepada ummatnya yang
senantiasa istiqamah di jalannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir, tidak luput dari berbagai hambatan, tantangan dan kesulitan.
Namun semua itu dapat diatasi dengan ketabahan, ketekunan, kerja keras dan
bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak
langsung, khususnya teman-teman.
Penulis menyadari makalah ini tidak
luput dari segala kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu penulis tadahkan
menerima kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan-perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat
memperluas cakrawala wawasan bidang metode penelitian pendidikan.
Makassar-14 november 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Ukuran
Besarnya Sample 2
B. Teknik
Pengambilan Sample 3
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 9
DAFTAR
PUSTAKA 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
. Sampling
adalah proses pemilihan sejumlah
individu suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu
tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada nama orang yang
dipilih. Dalam menentukan sample harus dirancang sedemikan rupa dengan
memperhatikan beberapa syarat dan mempergunakan teknik sampling yang dapat
dipertanggungjawabkan. Selain teknik sampling intu harus menghasilkan sample
yang dapat memberikan informasi lengkap dengan tanpa biaya tinggi, tetapi harus
juga tidak sulit untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, sebelum melakukan
penelitian peneliti harus melakukan survei terhadap besarnya ukuran sample yang tepat.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana
cara untuk mengetahui ukuran besar sampel dalam penelitian?
2. Bagaiman
teknik pengambilan sampel dalam suatu penelitian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ukuran
Besarnya Sampel
Untuk mengetahui
ukuran sampel seorang peneliti terlebih dahulu harus memahami apa itu sampel.
Menurut Soegeng dalam Tahir (2006:36) sampel adalah bagian dari (anggota) dari
populasi yang diambil secara benar, karenanya dapat mewakili seluruh populasi
secara sah (representatif).
“Sedangkan Sugiyono dalam Tahir (2006:118) menjelaskan
bahwa:sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk teknik
pengambilannya harus betul-betul representatif (mewakili) populasi”.
Jadi dapat
disimpulkan sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang diambil secara benar
dan teknik pengambilannya refresentatif (mewakili) seluruh populasi secara sah.
Menurut Sugiyono
dalam Tahir (2012:38) makin besar jumlah pada sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya makin kecil jumlah
sampel, maka makin besar kesalahan generalisasi. Ada beberapa faktor yang
menentukan besarnya sample menurut Soegeng dalam Tahir (2006:38) yaitu:
“1).
Derajat keseragaman (homogenitas) populasi: makin heterogen populasi sampelnya
makin banyak, makin homogen populasi sampelnya makin sedikit, 2). Presisi yang
diinginkan: makin tinggi tingkat presisi, makin banyak anggota sample yang
harus diambil. 3). Rencana analisis: cara pengolahan data tertentu sering
membutuhkan sampel yang besar, 4). Tenaga, waktu, dan biaya: sampel yang besara
perlu penanganan tenaga yang banyak, waktu yang lebih lama, dan biaya yang
lebih besar”.
Jumlah anggota
sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan
100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk
1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, jadi jumlah sampel yang diambil harus sama
dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel
mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil begitupun
sebaliknya makin kecil jumlah sampel yang menjauhi populasi, maka makin besar pula
kesalahan generalisasi yang (diberlakukan umum): Sugiyono (2012 :126)
Ukuran sampel atau jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian menjadi
persoalan yang penting jika jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Dalam penelitian yang
menggunakan analisis data kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu,
karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi yang diteliti. Walau jumlah
sample yang diteliti sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampel
tersebutu dapat lebih bermanfaat. Sugiyono (2012-128)
B. Teknik
Pengambilan Sampel (Teknik Sampling)
Secara garis
besar teknik pengambilan sampel meliputi teknik nonprobability dan probability
sampling. Namun dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai teknik
nonprobability sampling Sugiyono (2012:121)
1. Nonprobability
Sampling
Nonprobability
sampling merupakan teknik pengambilan sample yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang ditentukan
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sample ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, purposive
sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. Untuk lebih jelasnya
teknik sampling ini akan diuraikan
sebagai berikut: Sugiyono, (2012:125).
a)
Sampling
Sistematis
Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Meskipun
dalam pemilihan-pemilihan sampel sistematis ini tidak bebas, tetapi sampel yang
dipilih secara sistematis dapat dianggap suatu sampel random, jika daftar yang
diambil dari populasi diurutkan secara random, namun urutan seperti itu relatif
jarang ditemui dalam penelitian. Sugiyono, (2012:125)
Teknik-teknik
sampling di atas dipakai pada populasi terbatas (finit), populasi yang bebas
diketahui jumlah maupun identitas anggota populasinya. Untuk populasi infinit
(populasi yang jumlah dan identitas anggota populasinya tidak diketahui) dalam pemilihan
sampel dapat dilakukan dengan cara nonrandom sampling. Yang termasuk dalam non
random sampling adalah:
1. Quota
sampling
2. Purposive
sampling
3. Aksidental
sampling
Kuota sampling,
sampelnya hanya menekankan pada jumlah purposive sampling sampel yang dipilih
dengan pertimbangan karakteristik tertentu (misalnya mahasiswa penerima
beasiswa, guru yang menerima sertifikasi); Aksidentasl sampling; sampel
diperoleh dengan cara siapa yang dijumpai, misalnya orang yang sedang
berbelanja di Toko atau Pasar. Darmadi,
(2011:50-51)
b)
Sampling
Kuota
Sampling kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Pada teknik ini para peneliti
menentukan besarnya jumlah responden yang ditentukan untuk menjadi anggota sampel.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan Izin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang. Kalau dalam pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang yang telah ditentukan tersebut, maka penelitian ini dapat dipandang
sebelum selesai, karena belum memenuhi kuota yang telah ditentukan yaitu 500
orang. Sugiyono, (2012:126)
Bila pengumpulan
data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka
setiap anggota kelompok yang telah ditentukan harus dapat menguhubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500
anggota untuk memenuhi kuota yang telah ditenukan. Sugiyono, (2012:126)
c)
Sampling
Insidental
Sampling
insidental adalah teknik penentuan sample yang berdasarkan kebetulan, maksud
dalam sampling ini yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental
bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sample penelitian. Sugiyono, (2012:126)
d)
Sampling
Purposive
Sampling
Purposive adalah teknik yang digunakan dalam penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu. Sample ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
Misalnya peneliti akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel yang diambil untuk sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau
penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber data
yang diambil adalah orang yang ahli dalam
bidang politik. Sampel ini lebih cocok digunakan dalam penelitian kualitatif,
atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Sugiyono,
(2012:126).
e)
Samplig
Jenuh
Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sample yang dapat dipakai apabila semua anggota
populasi dijadikan sebagai sample. Hal ini dapat dilakukan apabila jumlah
populasi peneltian relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana
semua anggota populasi yang diambil dijadikan sampel. Sampel jenuh dapat juga
diartikan sebagai sampel yang sudah maksimum, karena meskipun ditambah samplenya
tidak akan mengubah keterwakilan. Sugiyono, (2012:126)
f)
Snowball
Sampling (sampling bola salju)
Snowball
sampling adalah teknik yang dilakukan dalam penentuan sample yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian semaikn membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel ini,
pertama-tama peneliti memilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua
orang ini peneliti merasa belum lengkap terhadap data yang diberikan, maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data
yang telah diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga,
sehingga jumlah sampel yang diambil semakin banyak. Sugiyono, (2102:127).
g. Sampling jarak waktu
Sampling jarak
waktu adalah teknik dalam pengambilan sampel yang digunakan peneliti yang didasarkan
pada satuan-satuan dalam urutan masa (waktu). Tahir, (2011:41)
h. Sampling penilaian
Teknik ini
digunakan dalam penelitian jika peneliti memiliki banyak pengalaman atau
pengetahuan terhadap suatu masalah dan populasi, maka anggota sampel dapat
dipilih berdasarkan penilaian peneliti. Tahir, (2011:41)
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini
yaitu:
1.
Ukuran besar
sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi
persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang
menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena
yang dipentingkan alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika
kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
2.
Teknik pengambilan sample meliputi: nonprobability
sampling dan probanility sampling. Bentuk-bentuk teknik Nonprobability terdiri
atas: accidental sampling, quota
sampling, sampling sistematis, sampling bola salju (snowball), dan sampling jenuh
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Kalbar.
Alfabeta.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian
Pendidikan(Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung
:Alfabeta.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta, CV.
Tahir.
Muhammad. 2011. Pengantar Metodologi
Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar