BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penggunaan teori bidang ilmu digunakan
untuk menyusun sebuah hipotesis. Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara
atau proposisi tentative tentang hunbungan dua variabel atau lebih. Hipotesisi
akan dibuat ketika peneliti telah mengumpulkan data dan mengolahnya sebelum
melakukan analisis lanjutan terhadap data tersebut.
Kajian teori akan memudahkan peneliti
untuk dapat menentukan bagaimana dia akan mengolah data dan membuat suatu
hipotesis. Kajian teori telah ada berdasarkan pemikiran para ahli dibidangnya
masing-masing.Kajian teori ini akan dijadikan landasan atau pendekatan bagi
para peneliti untuk melaksanakan penelitiannya.
Peneliti memerlukan berbagai aktifitas
penelitian sebelum dapat menyimpulkan atau memecahkan masalah yang sedang
ditelitinya.
Misalnya pada penelitian mengapa tawuran
belajar bisa terjadi tentunya peneliti akan mengumpulkan data-data yang terkait
dengan permasalahan tersebut, peniliti akan menggunakan kajian teori tertentu
sebagai landasan atau pendekatannya, kemudian peneliti akan menentukan
hipotesis untuk melakukan analisa data lanjutan sebelum akhirnya akan lahir
sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian tersebut.
B. Rumusan
Masalah
Masalah
yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa
itu kajian teori ?
2. Apa
pengertian dari teori ?
3. Apa
pengertian dari konsep dan konstruk ?
4. Apa
pengertian asumsi ?
5. Apa
pengertian postulat ?
6. Apa
pengertian variabel ?
7. Apa
pengertian proposisi ?
8. Apa
pengertian hipotesis ?
9. Apa
pengertian dari hipotesis statistik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian
Teori
Teori merupakan dasar
dari lahirnya ilmu. Sedangkan ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang
menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan
suatu kesatuan yang sistematis.(Komara,2011:66 dalam Musfiqon, 2012, 99)
Menurut Komara, 2011, 68 dalam Musfiqon,2012, 100
“Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan satu
sama lain, yang menunjukkan fenomena secara sistematis dan berusaha untuk
menjelaskan, memprediksi,dan mengontrol fenomena”.
Peneliti
perlu mengetahui teknik literasi dalam
penulisan kajian teori penelitian. Literature adalah sumber informasi
yang berhubungan tentang keilmuan yang dapat berupa buku, jurnal, makalah,
dokumen, laporan penelitian, dan karya ilmiah sejenisnya.
Peneliti
perlu menelusuri yang terkait dan relevan dengan masalah penelitian yang akan
dilakukan. Keberadaan literatur juga dapat dijadikan sebagai pertimbangan yang
sangat penting dalam melakukan penelitian. Jika literature yang dibutuhkan
tidak tersedia maka akan sulit dilakukan penelitian, terutama pada penelitian
kuantitatif, yang menjadikan teori sebagai acuan utama dalam mendesain suatu
penelitian.
Posisi
teori dalam penelitian merupakan rujukan dan acuan dari kegiatan penelitian.
Peneliti diperbolehkan untuk mengutip pemikiran para ahli dengan batasan
tertentu dan tidak mengutip secara berlebihan. Karena
peneliti juga harus
memiliki konsep sendiri tentang masalah –masalah yang akan dia teliti sehingga
kerangka pikir dalam mengkaji teori merupakan konstruksi teoritis peneliti
tentang masalah - masalah penelitian
yang akan diteliti.
“kajian teori adalah proses
mendialogkan teori – teori yang telah ada untuk disandingkan dengan konsep
peneliti tentang masalah penelitian yang akan dilaksanakan”. (Musfiqon,2012,
111)
Kajian teori digunakan
untuk menguji atau mengkaji teori yang ada, menguji teori yang berupa bantahan
atau menguatkan teori yang ada, teori dilakukan sebagai hasil penelitian
sebelumnya. (tahir, 2011, 27)
B. Pengertian
Teori
Menurut pendapat Kerlinger (1933:14)
dalam Muh.Tahir (2011,23) “teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara
sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena”.
Secara umum teori
adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu hal sehingga
dapat dijelaskan maknanya.
“teori diartikan sebagai pendapat. Sedangkan
dalam pengertian khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan ilmu atau biasa
disebut teori ilmiah. Dalam pengertian khusus ini, Kerlinger (1973:9)
menyatakan bahwa : ” A theory is a set of interrelated constructs
(concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of
phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of
explaning and predicting the phenomena.” Definisi ini mengandung tiga
konsep penting. Pertama, suatu teori adalah satu set proposisi yang terdiri
atas konsep-konsep yang berhubungan. Kedua, teori memperlihatkan hubungan antar
variabel atau antar konsep yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik
tentang fenomena. Ketiga, teori haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana
variabel itu berhubungan”.( M. Azhar Latif :
2012)
Teori juga dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan
hubungan sistematik dalam berbagai gejala baik yang sosial maupun natural yang
ingin diteliti dan teeori juga merupakan
alat dari ilmu (tool of science). Disisi lain, teori juga merupakan alat
penolong. Sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai :
(a) teori sebagai orientasi utama dari ilmu,
(b) teori sebagai konseptualisasi dan
klasifikasi,
(c) teori meringkas fakta,
(d) teori memprediksi fakta-fakta, dan
(e) teori
memperjelas celah kosong.
Menurut Moh. Nazir, 1983:22-25 dalam M. Azhar Latif :
2012)
Teori sangat berhubungan
erat dengan penelitian karena dengan
teori peneliti dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Karena tanpa teori, penemuan akan hanya menjadi
keterangan-keterangan empiris yang berpencar. Banyaknya penelitian yang dituntun oleh teori, maka
makin banyak pula kontribusi penelitian yang secara langsung dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan.
C. Pengertian
Konsep dan Konstruk
Menurut
Soegeng (2006:8) dalam Muh.Tahir(2011,24) “konsep adalah suatu abstraksi dari
kejadian yang diamati, berupa persamaan aspek
dari obyek atau kejadian yang dapat saling dibedakan dalam penelitian.
Melalui konsep peneliti diharapakan dapat menyederhanakan pemikiran dengan
menggunakan satu istilah untuk kejadian yang saling berkaitan satu sama lain”.
Menurut Effendi
(1995:33) dalam Muh.Tahir (2011,24) Ada dua macam konsep, yakni
1. Konsep
– konsep yang jenis hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka wakili.
Contohnya konsep meja
2. Konsep
yang abstrak (disebut konstruk) misalnya konsep kecerdasan, karena dikonstruksi
dari konsep yang lebih rendah tingkat abstraksinya.
“Menurut Soedjadi (2000) konsep adalah ide abstrak
yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada
umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Singarimbun
(2006) mengemukakan bahwa konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Woodruff
mendefinisikan konsep sebagai a) suatu gagasan/ ide yang relatif sempurna dan
bermakna, b) suatu pengertian terhadap objek; c) produk subjektif yang berasal
dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek atau benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Menurut Davis & Cosenza (1993) konsep adalah
sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa objek,
kondisi, situasi, dan perilaku tertentu, dengan kata lain konsep adalah
pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu.
Sedangkan menurut Rakhmat (1999) konsep merupakan
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus”.
Sehingga konsep merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan objek
secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.
Konstruk adalah konsep
yang dapat diamati dan diukur yang telah dibatasi
pengertiannya seperti unsur, ciri dan sifatnya. Tapi pengertian konstruk ini
telah dibatasi seacara khusus sehingga
dapat diamati dan dari pengertian inilah konsep berubah menjadi “konstruk”. Kemudian
konstruk didefinisikan sebagai konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli
yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku,
menginterpretasikan atau menerjemahkan dunia. seperti contohnya orang-orang menggunakanan konsep
untuk mengkategorisasikan peristiwa dan memetakan serangkaian perilaku. Seperti
Seseorang merasakan peristiwa, menginterprestasikannya dan menempatkan struktur
dan makna pada pristiwa itu. Dalam mengalami peristiwa, individu menyadari
bahwa beberapa peristiwa memiliki karakteristik yang membedakannya dengan
peristiwa lain. Individu membedakan kemiripan dan kontras. Mereka melihat
sebagian orang tinggi dan sebagian yang lain pendek, bahwa sebagian orang
adalah pria dan yang lain adalah wanita, dan bahwa sebagian benda keras dan
benda lainya lembut. Penerjemahan kemiripan dan perbedaan inilah yang
melahirkan formasi konstruk. Tanpa konstruk, kehidupan akan kacau, kita tidak
akan dapat mengorganisasikan dunia kita, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan
peristiwa, objek dan orang. (M. Azhar
Latif : 2012)
D. Pengertian
Asumsi
Menurut Sugiyono
(2006:82) dalam Muh.Tahir (2011,24) asumsi adalah pernyataan yang diterima
kebenarannya tanpa pembuktian. Contohnya, Orang akan menjadi lapar bila tidak
makan, tetapi tidak perlu ada pembuktian kalau yang bersangkutan memang sudah
makan atau tidak.
Asumsi dapat diartikan
sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar,
yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus
dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
Asumsi disusun dengan
tujuan agar peneliti dapat mengembangkan rancangan penelitian yang valid
(benar). Rancangan penelitian adalah gambaran untuk menyusun hipotesis
penelitian, sehingga penelitian bebas dari ketidakvalidan (ketidakcocokan)
karena pengembangan hipotesis tidak akan bermanfaat jika rancangan penelitian
yang digunakan tidak valid. Tetapi tidak semua penelitian memerlukan asumsi.
Karena, asumsi hanya merupakan anggapan dasar
jadi peneliti tidak perlu memaksakan suatu asumsi jika memang tidak
dibutuhkan secara fungsional. Hanya saja asumsi tidak dinyatakan secara eksplisit,
tetapi sudah diperhitungkan oleh peneliti untuk mengantisipasi hasil penelitian
yang jauh menyimpang dari harapan.
Asumsi berdasarkan
sifatnya dapat dibedakan menjadi:
1. Asumsi
Konseptual
Asumsi konseptual berakar pada pengakuan
akan kebenaran suatu konsep atau teori
2. Asumsi
Situasional
Asumsi situasional diperlukan apabila
peneliti melihat atau mengantisipasi adanya situasi yang bersifat local atau
sementara dan berpotensi mempengaruhi atau menentukan berlakunya suatu hukum
atau prinsip sehingga dapat menggoyahkan rancangan penelitian yang sementara
disusun.
3. Asumsi
Pragmatik
Asumsi pragmatik bertolak dari masalah
operasional yang sebenarnya masih dalam jangkauan peneliti untuk
mengendalikannya. (sangadji. dkk, 2010, 40)
E. Pengertian
Postulat
Postulat
adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa
membuktikannya.
“Misalnya
dalam geometri : Setiap garis paling
sedikit berisi dua titik yang berbeda.” (Nazar : 2011)
“Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa Ada yang
menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan. Ada
yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat
dibuktikan”.
“Contoh Postulat pembuktian dan dapat digunakan sebagai
premis pada deduksi.
1. Postulat Geometri
Dengan mistar dan jangka :
a.
Dapat dilukis garis lurus dari suatu
titik ke titik lain.
b.
Dapat dihasilkan garis lurus
terhingga dengan sebarang panjang
c.
Dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik
sebagai pusat dan jari-jari sebarang panjang
2. Postulat Ekivalensi Massa
a. Hukum lembam Newton
menggunakan massa lembam, m
G = ma
G = ma
b. Hulum gravitasi
Newton menggunakan massa gravitasi, m dan M
c. Postulat: massa
lembam m = massa gravitasi m (dapat diterangkan oleh Einstein)
3. Postulat Robert Koch
(berupa etiologi spesifik).
a. mikroba tertentu
menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba).
b. dengan kata lain:
setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu”.(Arshitasyah:2011)
F. Pengertian
Variabel
Menurut Soegeng (2006:11)dalam Tahri
(2011: 25) “variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang dapat
dibedakan ke dalam nilai – nilai yang berbeda”. Sugiono (2006:61) dalam tahir
(2011:25) “variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan”.
“variabel adalah suatu konsep yang
mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan, kategori, atau kondisi”
(sangadji.dkk, 2010, 42)
Dalam
suatu penelitian yang mempelajari hubungan sebab – akibat antar variabel,
dibawa ini dijelaskan beberapa jenis variabel, yaitu:
a. Variabel
Terikat
Variabel terikat merupakan variabel
respons yang muncul sebagai akibat dari manipulasi dari penelitian.
b. Variabel
bebas
Variabel bebas diduga sebagai penyebab
munculnya variabel terikat, variabel bebas umumnya dapat dimanipulasi, diamati,
dipilih dan dapat diukur untuk mengetahui hubungannya dengan variabel yang lain.
c. Variabel
moderator
Variabel moderator merupakan tipe khusus
variabel bebas, yang digunakan untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas primer dan variabel terikat.
d. Variabel
kontrol
Dapat dinetralkan oleh sipeneliti
e. Variabel
antara (intervening)
Variabel ini sangat berpengaruh terhadap
variabel terikat, tetapi tidak dapat dilihat secara kasat mata sehingga tidak
dapat diukur atau pun di manipulasi.
(sangadji.dkk. 2010, 42)
Jenis
variabel penelitian sangat beragam, ini dapat dilihat dari sudut pandang apapun
misalnya variabel dilihat dari fungsinya ada variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel perantara. Variabel dilihat dari pengukurannya, ada variabel
nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel jika
ditinjau dari segi sifatnya variabel aktif dan variabel atribut. Dari jenis
variabel ini peneliti dapat menentukan jenis variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. (musfiqon, 2012. 45)
G.
Pengertian
proposisi
Proposisi adalah
pernyataan tentang konsep yang dapt dinilai bahwa apakah ini benar atau salah
jika dihubungkan dengan fenomena yang diobservasi.(sangadji.dkk,2010, 89)
“Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep.
Contoh : dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya berbunyi :
“proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah“ (Harris dan Todaro).
“Proposisi adalah pernyataan
dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau
salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.(Supriadi:2010)
Maksud dari proposisi ini adalah
dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung dua pernyataan
benar dan salah sekaligus.(Supriadi:2010)
Proposisi
dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a)
Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau
hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
1. Semua dokter harus menyembuhkan pasien.
2. Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
1. Semua dokter harus menyembuhkan pasien.
2. Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
b) Majemuk atau jamak adalah
proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contoh :
1. Semua dokter harus menyembuhkan pasiennya dan bersikap ramah.
2. Kakak bernyanyi dan menari.
1. Semua dokter harus menyembuhkan pasiennya dan bersikap ramah.
2. Kakak bernyanyi dan menari.
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke
dalam 2 jenis, yaitu:
a) Kategorial adalah
proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan /
memerlukan syarat apapun.
Contoh:
1. Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
2. Semua daun pasti berwarna hijau.
Contoh:
1. Semua meja di ruangan ini pasti berwarna coklat.
2. Semua daun pasti berwarna hijau.
b) Kondisional adalah
proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan
predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi
kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
irfan bahdim pemain bola atau bintang iklan.
jika hari mendung maka akan turun hujan
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
Contoh proposisi kondisional disjungtif:
irfan bahdim pemain bola atau bintang iklan.
Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Positif(afirmatif) adalah
proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan
predikat.
Contoh:
1. Semua dokter adalah orang pintar.
2. Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
Contoh:
1. Semua dokter adalah orang pintar.
2. Sebagian manusia adalah bersifat sosial.
b) Negatif adalah proposisi
yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
1. Semua harimau bukanlah singa.
2. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Contoh:
1. Semua harimau bukanlah singa.
2. Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.
Berdasarkan kuantitas.,
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
1. Semua gajah bukanlah kera.
2. Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
1. Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
2. Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
a) Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
1. Semua gajah bukanlah kera.
2. Tidak seekor gajah pun adalah kera.
b) Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
1. Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
2. Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
(Supriadi:2010)
H.
Pengertian Hipotesis
Menurut
Iskandar,2008, 56 dalam Musfiqon (2012, 46) Hipotesis merupakan
pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiric. Karena hipotesis
masih bersifat dugaan , belum merupakan pembenaran atas jawaban masalah
penelitian. Dari inilah perlu dilakukan penelitian untuk mencari jawaban yang
sebenarnya atas hipotesis yang dimunculkan peneliti.
Dalam hal ini, penulis
berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian
yang kebenarannya akan diuji dalam penulisan yang bersifa logis dan rasional
berdasarkan kajian awal dan kajian teori yang relevan dengan masalah penelitian
yang disusun berdasarkan teori yang relvan. Perumusan hipotesis diawali dengan
penelitian awal kemudian memunculkan masalah yang akan dirumuskannya, peneliti
juga melakukan kajian teori dan menentukan kerangka berfikir, memprtimbangkan
desain dan jenis penelitian dalam menyatakan hipotesis yang akhirnya akan
dirumuskan di hipotesis penelitian.(Musfiqon, 2012, 47)
Hasan dalam
sangadj.dkk,( 2010, 91) Mengemukakan empat fungsi hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis
berfungsi memberikan penjelasan sementara mengenai fenomena agar pengetahuan
yang kita miliki dapat bertambah secara
luas dalam salah satu bidang ilmu.
2. Hipotesis
berfungsi sebagai suatu pernyataan mengenai hubungan langsung yang dapat diuji
kebenarannya melalui penelitian.
3. Hipotesis
berfungsi untuk menggambarkan tujuan secara spesifik, agar peneliti dapat
mengetahui data yang perlu dikaji untuk diketahui proposinya.
4. Hipotesis
berfungsi sebagai kerangka kerja untuk menarik sebuah kesimpulan pada saat
selesai melakukan penelitian.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis
yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan
batasan untuk memperkecil jangkauan penelitian.
2. Siap
siaga dalam menyiagakan peneliti pada kondisi fakta dan yang berhubungan dengan
antarfakta yang sering hilang dari perhatian peneliti.
3. Digunakan
sebagai alat yang sederhana sebagai titik pusat fakta yang bercerai berai tanpa
koordinasi kedalam suatu kesatuan penting yang secara menyeluruh.
4. Sebagai
panduan dalam melakukan pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta dengan pengamatan tajam penelitian, imajinasi, pemikiran kreatif,
kerangka analisis serta metode desain penelitian yang telah dipilih oleh
peneliti.(sangadji, 2010, 91)
“Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam
penelitian, yaitu:
1.
Hipotesis
kerja, atau disebut hipotesis alternative, disingkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan antara variable X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2.
Hipotesis
nol (Null hypotesis) disingkat Ho.
Hipotesis nol merupakan dugaan yang menyatakan hubungan dua variable adalah jenis
dan tidak memiliki perbedaan. Hipotesis alternative (alternative hypothesis) yang berlawanan dengan hipotesis nol
menunjukkan adanya perbedaan antara dua variable.
Hipotesis nol sering pula disebut
hipotesis statistic karena umumnya dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistis, yaitu diuji dengan perhitungan statistic. Hipotesis nol menyatakan
tidak adanya perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable
X terhadap Y. Dalam pembuktian, hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi Ho
agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, penelitian diharapkan jujur dan
tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian, hipotesis dikembangkan lagi ke Ha
pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. Kemudian, hipotesis dapat
diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
a.
Hipotesis
deskriptif (descriptive hypothesis),
pernyataan tentang keberadaan variable tunggal.
b.
Hipotesis
gabungan (relational hypothesis),
pernyataan tentang dua variable”.
(sangadji.dkk, 2010, 92)
Secara
umum, hipotesis merupakan dugaan
sementara yang masih perlu diuji kebenarannya secara empiris dengan cara
mengumpulkan dan menganalisi data dan fakta yang ada kemudian menarik
kesimpulan.(tahir, 2011, 26)
“contoh perumusan Hipotesis yaitu
a.
Adanya
hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
b.
Secara
keseluruhan, perstasi belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan
metoda mengajar X lebih tinggi dari yang diajarkan dengan menggunakan metoda Y.
c.
Diduga
terdapat interaksi antara metoda mengajar dengan IQ terhadap prestasi belajar
matematika”. (Darmadi, 2011, 45)
Dalam
menguji hipotesis hal yang perlu dilakukan oleh seorang peneliti yaitu
penelitian terlebih dahulu ditentukan sampel, instrument pengukuran, desain,
dan prosedur mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Sesudah data
dikumpulkan dianalisis untuk menentukan validitas dari hipotesis. Bila
hipotesis tidak mendukung dapat dilakukan bentuk revisi dari aspek teori,
revisi juga dapat menimbulkan hipotesis baru atau hipotesis yang direvisi.
Sehingga, pengujian hipotesis membantu ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan, khususnya dengan perluasan, pemurnian atau revisi teori. (Darmadi,
2011, 45)
I. Pengertian
Hipotesa Statistik
Hipotesa adalah proposisi yang
masih bersifat sementara dan masih harus di uji kebenarannya karena tidak
saling berkaitan.
Menurut Soegeng,
(2006:59) dalam Tahir, (2011, 26) “Hipotesa statistik merupakan hipotesa yang
diuji secara empiris dengan menggunakan teknik statistic. Misalnya: hipotesis
nihil diungkapkan dengan kalimat negatife.” Tidak ada hubungan antara X dan Y”
atau “ Tidak ada perbedaan antara X dan Y”. (Tahir, 2011, 26)
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kajian teori berisi ilmu. Ilmu tersebut
berdasarkan fakta-fakta dari kejiadian konkrit. Kajian teori digunakan oleh
para peneliti sebagai landasannya untuk menyusun suatu hipotesis.
Secara
umum teori adalah seperangkat konsep yang akan digunakan untuk mengkaji suatu
hal sehingga dapat dijelaskan maknanya.
konsep merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan objek
secara abstrak suatu peristiwa, kondisi dan perilaku tertentu.
Asumsi dapat diartikan
sebagai anggapan. Dalam penelitian asumsi digunakan sebagai anggapan dasar,
yakni sesuatu yang diakui kebenarannya yang dianggap benar tanpa harus
dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu oleh peneliti.
Postulat adalah penyataan yang diterima
tanpa ada pembuktiannya.
Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai
nilai, yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan antara lain: variabel bebas,
variabel terikat dan variabel kontrol.
Proposisi adalah penyataan tentang
konsep yang dinilai apakah pernyataan ini benar atau salah.
Hipotesis adalah dugaan sementara.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tahir,
Muh, 2011. Pengantar Metodologi
Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Arshitasyah.2011.(http://arshitasyah.blogspot.com/2011/11/3-apakah-definisi-aksioma-postulat.html)
06 November 2012
Sangadji,
Etta, Mamang, Sopiah, 2010. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta:C.V Andi Offset.
Musfiqon,
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Darmadi,
Hamid, 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
(http://sefmimijuliati.wordpress.com/2011/10/16/konsep-variabel-teori-asumsi-serta-hipotesis-pada-metodologi-penelitian/) 06 November 2012
M.
Azhar Latif.2012.(http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-proposisi/)
06 November 2012
Supriadi:2010.( http://catatan-perkuliahan-aku.blogspot.com/2012/01/pengertian-konsep-konstruk-variabel.html).
06 November 2012
Soedjadi.2012 (http://idtesis.com/6895/metode-penelitian-2/konsep-konstruk-dan-variabel.html/)
06 November 2012
Singarimbun.2012(http://idtesis.com/6895/metode-penelitian-2/konsep-konstruk-dan-variabel.html/)
06 November 2012
Woodruff.2012(http://idtesis.com/6895/metode-penelitian-2/konsep-konstruk-dan-variabel.html/)
06 November 2012
Davis&Cosenza.2012(http://idtesis.com/6895/metode-penelitian-2/konsep-konstruk-dan-variabel.html/)
06 November 2012
Rakhmat.2012(http://idtesis.com/6895/metode-penelitian-2/konsep-konstruk-dan-variabel.html/)
06 November 2012